Pada tanggal 29 Agustus 2016 SMK Negeri 4 Pontianak mengikuti kegiatan Lomba Roket Air Tingkat SLTP dan SLTA Kota Pontianak. Untuk mengikuti lomba tersebut dipilihlah 2 orang wakil dari SMK 4 yaitu Hazmi Maulidi dari kelas X Teknik Kimia dan Alfian Pebriansyah dari kelas X Teknik Pendingin dan Tata Udara berdasarkan prestasinya di mata pelajaran Fisika. Dengan persiapan yang sangat singkat dan melalui latihan beberapa hari ternyata tim SMK Negeri 4 berhasil meraih juara ketiga tingkat SLTA yang diikuti oleh SMA, SMK dan Madrasah Aliyah se-Kota Pontianak.
Ajang ini merupakan seleksi ke tingkat selanjutnya yaitu Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN). 10 orang siswa yang terdiri dari 6 orang siswa pemenang tingkat SLTP dan 4 orang siswa pemenang tingkat SLTA berhak mewakili Kalimantan Barat menuju lomba tersebut. Siswa SMK Negeri 4 masuk sebagai team yang mewakili menuju ke tingkat nasional karena umur yang sesuai dengan yang disyaratkan yaitu maksimal berumur 16 tahun pada 13 November 2016. KRAN 2016 adalah pertama kali diikuti oleh UPTD Iptek dan Bahasa Kota Pontianak yang merupakan pusat sains yang ada di Kalimantan Barat.
Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) diselenggarakan oleh Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengadakan Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) pada tanggal 7-9 Oktober 2016. Kompetisi ini dilaksanakan di Pusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK), Serpong, Kota Tangerang Selatan.
Setelah melalui latihan berkali-kali yang tak kenal lelah dan atas dukungan semua pihak baik guru-guru, kepala sekolah, siswa SMK N 4 maupun pihak UPTD Iptek dan Bahasa kota Pontianak yang beberapa kali menyelenggarakan uji coba bersama, akhirnya siswa SMK Negeri 4 Alfian Febriansyah berhasil mendapatkan juara 2 pada Kompetisi Tingkat Nasional ini. Pada kesempatan ini Pontianak berhasil membawa 2 orang wakilnya sebagai pemenang yaitu peringkat 5 dari SMP Negeri 1 Pontianak dan peringkat 2 dari SMK Negeri 4 Pontianak.
Kompetisi ini terdiri dari 2 sesi, yakni pembuatan roket air dan peluncuran roket air. Peserta kompetisi ini berasal dari sekolah di seluruh Indonesia yang berusia 12-16 tahun yang berjumlah 108 orang. Kompetisi roket air merupakan ajang adu kreatifitas di bidang teknologi kedirgantaraan, dimana roket air digunakan sebagai salah satu medianya. Dalam kompetisi ini, peserta adu keterampilan dalam mendesain dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan yaitu 80 meter dan mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional. Tujuan kompetisi roket air yaitu untuk menumbuh kembangkan minat, kreatifitas, dan inovasi pelajar Indonesia terhadap pengembangan teknologi kedirgantaraan.
Kompetisi ini menjadi langkah akhir peserta menuju Kompetisi Roket Air Internasional pada ajang Asia Pacific Space Agency Forum (APRSAF) yang tahun ini diselenggarakan di Manila, Filipina. Pemenang terbaik 1-6 akan mewakili Indonesia pada ajang Kompetisi Roket Air Internasional pada tanggal 13-15 November 2016 yang akan diikuti oleh 18 negara di Asia Pasific.
Kejutan pada saat lomba dialami oleh hampir seluruh peserta karena panitia pada saat-saat terakhir merubah jarak sasaran yang semula 70 meter menjadi 80 meter. Bagi tim SMK Negeri 4 ada tambahan lagi yaitu peluncur yang digunakan ternyata peluncur type quick release dengan nozle, sementara yang biasa disiapkan adalah type Ian Clark dengan kabel tees. Akibatnya semua perhitungan sama sekali tidak dapat digunakan. Masing-masing peserta mendapat 2 kali kesempatan tembakan, sehingga untuk SMK Negeri 4 total ada 4 kesempatan. Karena roket yang didesain identik maka dapat dipelajari pola setiap tembakan dan belajar dari 3 tembakan awal, maka pada tembakan terakhir didapat hasil jarak tembak 1,04 meter dari sasaran. Jarak ini membawa Alfian Pebriansyah menjadi peringkat 2 perolehan yang terdekat ke sasaran, sementara peringkat pertama diperoleh siswa SMP Batik Solo.
Dengan berhasilnya Alfian Pebriansyah menjadi juara 2 Kompetisi Roket Air Nasional 2016 maka berhak untuk mewakili Indonesia di APRSAF yang tahun ini diselenggarakan di Manila Filipina. Dukungan serta doa semua pihak sangat diharapkan demi keberhasilan membawa nama bangsa di ajang Internasional, dimana belum pernah ada anak Indonesia yang menjadi pemenang di ajang internasional ini.
